(Media FSI-KU) What’s up Sahabat Muslim? Kamu pecinta seni?? atau malah, pegiat seni alias seniman.
Wah.. pas banget loh tema Kajian Islam FSI-KU (KALAM-KU) yang berlangsung pada hari Kamis, 30
Maret 2017 lalu, kita bahas
tuntas seni dalam kacamata Islam. Acara KALAM-KU
dimulai pukul 16.20 yang dipandu oleh MC kece kita Indra Komara. KALAM-KU kali ini mengusung tema yang
berjudul ''Ilmu Seni (Tari,
Musik, Rupa) sebagai Sarana Mensyiarkan Islam" yang disampaikan oleh
Prof. Dr. H. Aceng Rahmat, M.Pd.
Tau dong kalau FSI-KU ini bertempat di fakultas apa? Yap,
FBS! Fakultas Bahasa dan Seni. Banyak sekali prodi yang bernaung di fakultas
ini, dari prodi bahasa sampai
ke prodi seni. Seninya pun
ada seni rupa, seni tari, dan seni musik. Sekarang ini dakwah itu tidak
sesempit berceramah di depan umum, berpidato, dll. Tapi sekarang di zaman yang
serba canggih dan mudah, kita
sudah bisa berdakwah melalui media-media lain dan menyebarkannya melalui media sosial. Contohnya melalui media gambar,
lagu, kesenian, dsb. Keren, kan? Nah, berhubung semua media itu berkaitan
dengan prodi yang ada di
fakultas kita yaitu FBS. Maka dari itu, kita berusaha untuk mencari tahu
bagaimana cara kita untuk mensyiarkan Islam melalui media-media tadi dan memaksimalkan
potensi prodi yang ada di
FBS.
Sebelum
ke pembahasan selanjutnya, ada materi menarik nih yang disampaikan oleh Prof. Aceng di awal kajian kita.
Beliau menjelaskan tentang level-level keimanan seorang muslim.
Keimanan
adalah sebuah unsur yang wajib ada dalam setiap umat manusia beragama. Keimanan
bukan hanya sebuah kata yang hanya bisa dipahami, namun harus dilaksanakan dan
diamalkan dalam kehidupan. Keimanan bisa diibaratkan sebagai pondasi sebuah
bangunan untuk menahan bentuk bangunan itu agar tetap kokoh. Keimanan manusia
akan terbentuk dengan baik apabila ditambah dengan ketakwaan.
Rasa
keimanan dan ketakwaan seorang manusia akan berbeda dengan manusia yang
lainnya, tergantung dengan cara pandang orang tersebut memercayai dan
memahaminya. Ada beberapa tingkatan keimanan dan ketakwaan umat manusia, antara
lain:
Pertama, Iman Taqlid adalah iman ikut-ikutan, yaitu orang
yang beriman dengan semua rukun iman tetapi hanya ikut-ikutan saja. Bisa saja
ikut-ikutan di sini karena perkataan orangtua, guru, ustadz, dsb. Intinya
seseorang beriman karena mengikuti orang lain tanpa mengetahui apa dan untuk
apa. Biasanya orang yang berada di level keimanan ini adalah orang yang tidak
mempunyai pendirian karena seringnya ikut-ikutan orang. Dan mayoritas orang muslim
di negara kita mungkin saja berada di level ini. Mereka yang beragama Islam
karena secara kebetulan dilahirkan di keluarga yang beragam Islam. Mereka memercayai
Allah karena kebiasaan dan sesuatu yang turun temurun.
Kedua,
Iman Ilmu adalah iman yang berdasarkan ilmu. Pada level ini seseorang beriman
karena telah mengetahui ilmunya dengan cara mempelajarinya. Bisa dikatakan
orang yang berada di level ini beriman menggunakan akal. Karena mereka
mempercayai apa yang mereka pelajari dengan akal mereka. Dan hal tersebut belum
sampailah ke hati. Dengan arti kata lain juga pada level ini seseorang hanya memahami
ilmunya namun belum mengenal Allah SWT secara utuh. Untuk dapat berada
di level ini seseorang sudah harus mengetahui, menguasai, dan mengamalkan
ilmu-ilmu agama seperti nama-nama baik Allah, sifat wajib bagi Allah, dll.
Ketiga,
iman
Muraqqoba adalah iman yang levelnya sudah berada di atas iman Ilmu tadi. Di
level ini seseorang akan merasa dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi apa
yang dilakukannya. Imannya juga sudah berada di dalam hati, bukan lagi
dipikiran seperti iman Ilmu. Manusia di tahap ini sudah mulai meminimalisir
tingkah laku dan perbuatannya karena dia tahu bahwa Allah SWT selalu mengawasi
umatnya di mana pun mereka berada. Ketika beribadah akan meresap ke dalam hati.
Sudah mulai takut akan dosa dan hatinya sensitif dengan Allah.
Keempat, iman Musyahadah adalah iman yang sebenarnya. Orang yang
berada di level ini mata hatinya melihat Allah. Ketika melihat sesuatu yang
indah bergetarlah hatinya dan seakan-akan melihat Allah dengan mata batinnya. Cintanya
penuh dengan Allah. Bibirnya selalu basah dengan pujian kepada Allah seperti,
ketika melihat matahari mengucap Subhanallah, dll.
Kelima, iman Fana adalah peringkat iman yang tertinggi dan
paling sempurna.Taraf iman yang dimiliki oleh para rasul. Di mana setiap detik
hidupnya hati mereka mengingat Allah. Setiap ibadah mereka semata-mata hanya
untuk Allah. Bibir mereka tak henti berdzikir sampai tertidur. Kecintaan mereka
kepada Allah sudah menyatu dengan diri mereka. Inilah hakikat beriman yang
sesungguhnya.
Setelah mengetahui level keimanan tadi, pasti kita akan tahu sudah
ada di manakah level keimanan kita? Semoga Allah selalu memberikan kita waktu
dan kesempatan untuk terus berbuat baik dan berusaha untuk meningkatkan level
keimanan kita ya, sahabat muslim.
Nah, sekarang balik lagi ke pembahasan inti kita.Bagaimana cara
kita mensyiarkan Islam melalui media seni?.
Hadirnya
agama dalam kehidupan umat manusia menjamin kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat kelak. Agama Islam menjamin kebahagiaan itu dan hadirnya Islam membawa
hidup umat manusia menjadi semakin terarah menuju jalan kebahagiaan yang
haqiqi. Ilmu lain yang ada di dunia ini juga turut mewarnai kehidupan manusia,
seperti seni yang membuat hidup menusia menjadi indah serta pengetahuan yang
membuat hidup menjadi lebih mudah.
Ilmu-ilmu
lain yang hadir juga turut serta mengembangkan Agama Islam, salah satunya seni.
Menurut Ki Hajar Dewantara Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul
dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia. Seni
juga dapat mendukung perkembangan Agama Islam di Nusantara seperti lewat jalur
perwayangan.
Ada
berbagai macama jenis seni, yaitu:
1. Seni
musik/seni suara
2. Seni
Tari
3. Seni
Rupa
4. Seni Drama Islam
Islam adalah agama yang mengatur hubungan antara manusia
dengan tuhan, sesama manusia dan alam, berdasarkan al-qur'an dan As-sunnah
disamping ijtihad. Di dalam agama kita terdapat berbagai dalil yang berhubungan
dengan seni, seperti:
(1) Allah melaknat seniman naturalisme:"la'ana.. Almus} awwir(Allah melaknat -pematung/naturalis- H.R al-bukhari dari ibnu juh} aifah)
(2) malaikat menjauh dari rumah yang didalamnya ada patung naturalis.
(Barang siapa yang membuat patung naturalis didunia,ia dituntut untuk meniupkan roh didalamnya besok dihari kiamat)
(3) membuat patung
(4) siksaan pada no. 3 diatas amat pedih
انمناشوالناسعذبايومالقيامةالذينيسعوناوقيليضاهونبخلقاللّه.
Sesungguhnya di antara yang amat berat siksanya adalah orang yang memahat menyerupai ciptaan Allah H. R. al-bukhari dan muslim).
Sekarang
ini hal-hal seperti yang berkaitan dengan seni memang banyak pro dan kontranya.
Mungkin kita pernah mendengar bahwa Islam melarang kita membuat gambar seperti
gambar manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya kecuali tumbuhan. Karena hal
itu terkadang membuat kita ragu. Padahal sekarang ini banyak sekali orang-orang
yang mensyiarkan Islam melalui gambar, contohnya komik-komik yang bertemakan
Islam.Hal seperti itu justru memberikan pembaruan bagi kita untuk menyebarkan
Islam dan dirasa cukup positif. Lalu, bagaimana kita menyikapi dalil-dalil
tersebut?.
Sahabat muslim, hal ini sebetulnya berkaitan dengan teks dan
konteks. Dulu, Allah menurunkan ayat yang melarang manusia untuk membuat
patung, menggambar makhluk hidup, itu dikarenakan orang-orang pada masa itu
suka menyembah patung dan gambar-gambar. Maka dari itu turunlah ayat yang
melarang manusia untuk membuat patung dan gambar. Kalau dilihat ke masa
sekarang, tentu sudah tidak ada lagi hal-hal seperti itu, maka itulah bisa
dikatakan bahwa konteksnya sudah berubah. Karena sekarang orang membuat patung
dan menggambar bukan untuk disembah. Jadi, bolehlah jika kita menggunakan
media-media tersebut untuk berdakwah. Asalkan tidak menyalahi aturan agama.
Sekarang media seni memang sudah banyak digunakan untuk
berdakwah.Seperti seni rupa yang menghasilkan kaligrafi-kaligrafi indah. Seni
musik yang menghasilkan lagu-lagu bernuansa religi yang lebih meresap ke dalam
hati dan mudah untuk diingat. Seni tari contohnya seperti tarian sufi yang
menggambarkan seseorang yang mengingat kematian. Hal itu digambarkan dengan
penggunaan topi panjang yang berarti nisan, kain putih berarti kafan, dan
bagaimana caranya menari dengan cara berputar-putar melawan arah jaruh jam. Itu
semua memiliki maknanya tersendiri yang pada akhirnya mengingatkan kita akan
kematian.
Nah, di sini sudahlah kita tahu banyak
sekali yang bisa kita manfaatkan dari media seni ini untuk mensyiarkan Islam. Tinggal
bagaimana kita berkreatifitas dalam memanfaatkan media seni tersebut.
Bisa kita simpulkan bahwa Agama membuat hidup manusia
menjadi terarah, Ilmu/Science membuat hidup manusia menjadi mudah , dan Seni
membuat hidup manusia menjadi indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar