أهلا وسهلا

أهلا وسهلا

Selasa, 04 April 2017

Ketika Seni Menjadi Media Dakwah



(Media FSI-KU) What’s up Sahabat Muslim? Kamu pecinta seni?? atau malah, pegiat seni alias seniman. Wah.. pas banget loh tema Kajian Islam FSI-KU (KALAM-KU) yang berlangsung pada hari Kamis, 30 Maret 2017 lalu, kita bahas tuntas seni dalam kacamata Islam. Acara KALAM-KU dimulai pukul 16.20 yang dipandu oleh MC kece kita Indra Komara. KALAM-KU kali ini mengusung tema yang berjudul ''Ilmu Seni (Tari, Musik, Rupa) sebagai Sarana Mensyiarkan Islam" yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Aceng Rahmat, M.Pd.

Tau dong kalau FSI-KU ini bertempat di fakultas apa? Yap, FBS! Fakultas Bahasa dan Seni. Banyak sekali prodi yang bernaung di fakultas ini, dari prodi bahasa sampai ke prodi seni. Seninya pun ada seni rupa, seni tari, dan seni musik. Sekarang ini dakwah itu tidak sesempit berceramah di depan umum, berpidato, dll. Tapi sekarang di zaman yang serba canggih dan mudah, kita sudah bisa berdakwah melalui media-media lain dan menyebarkannya melalui media sosial. Contohnya melalui media gambar, lagu, kesenian, dsb. Keren, kan? Nah, berhubung semua media itu berkaitan dengan prodi yang ada di fakultas kita yaitu FBS. Maka dari itu, kita berusaha untuk mencari tahu bagaimana cara kita untuk mensyiarkan Islam melalui media-media tadi dan memaksimalkan potensi prodi yang ada di FBS.

Sebelum ke pembahasan selanjutnya, ada materi menarik nih yang disampaikan oleh Prof. Aceng di awal kajian kita. Beliau menjelaskan tentang level-level keimanan seorang muslim.
Keimanan adalah sebuah unsur yang wajib ada dalam setiap umat manusia beragama. Keimanan bukan hanya sebuah kata yang hanya bisa dipahami, namun harus dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan. Keimanan bisa diibaratkan sebagai pondasi sebuah bangunan untuk menahan bentuk bangunan itu agar tetap kokoh. Keimanan manusia akan terbentuk dengan baik apabila ditambah dengan ketakwaan.

Rasa keimanan dan ketakwaan seorang manusia akan berbeda dengan manusia yang lainnya, tergantung dengan cara pandang orang tersebut memercayai dan memahaminya. Ada beberapa tingkatan keimanan dan ketakwaan umat manusia, antara lain:

Pertama, Iman Taqlid adalah iman ikut-ikutan, yaitu orang yang beriman dengan semua rukun iman tetapi hanya ikut-ikutan saja. Bisa saja ikut-ikutan di sini karena perkataan orangtua, guru, ustadz, dsb. Intinya seseorang beriman karena mengikuti orang lain tanpa mengetahui apa dan untuk apa. Biasanya orang yang berada di level keimanan ini adalah orang yang tidak mempunyai pendirian karena seringnya ikut-ikutan orang. Dan mayoritas orang muslim di negara kita mungkin saja berada di level ini. Mereka yang beragama Islam karena secara kebetulan dilahirkan di keluarga yang beragam Islam. Mereka memercayai Allah karena kebiasaan dan sesuatu yang turun temurun.

Kedua, Iman Ilmu adalah iman yang berdasarkan ilmu. Pada level ini seseorang beriman karena telah mengetahui ilmunya dengan cara mempelajarinya. Bisa dikatakan orang yang berada di level ini beriman menggunakan akal. Karena mereka mempercayai apa yang mereka pelajari dengan akal mereka. Dan hal tersebut belum sampailah ke hati. Dengan arti kata lain juga pada level ini seseorang hanya memahami ilmunya namun belum mengenal Allah SWT secara utuh. Untuk dapat berada di level ini seseorang sudah harus mengetahui, menguasai, dan mengamalkan ilmu-ilmu agama seperti nama-nama baik Allah, sifat wajib bagi Allah, dll.

Ketiga, iman Muraqqoba adalah iman yang levelnya sudah berada di atas iman Ilmu tadi. Di level ini seseorang akan merasa dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi apa yang dilakukannya. Imannya juga sudah berada di dalam hati, bukan lagi dipikiran seperti iman Ilmu. Manusia di tahap ini sudah mulai meminimalisir tingkah laku dan perbuatannya karena dia tahu bahwa Allah SWT selalu mengawasi umatnya di mana pun mereka berada. Ketika beribadah akan meresap ke dalam hati. Sudah mulai takut akan dosa dan hatinya sensitif dengan Allah.

Keempat, iman Musyahadah adalah iman yang sebenarnya. Orang yang berada di level ini mata hatinya melihat Allah. Ketika melihat sesuatu yang indah bergetarlah hatinya dan seakan-akan melihat Allah dengan mata batinnya. Cintanya penuh dengan Allah. Bibirnya selalu basah dengan pujian kepada Allah seperti, ketika melihat matahari mengucap Subhanallah, dll.

Kelima, iman Fana adalah peringkat iman yang tertinggi dan paling sempurna.Taraf iman yang dimiliki oleh para rasul. Di mana setiap detik hidupnya hati mereka mengingat Allah. Setiap ibadah mereka semata-mata hanya untuk Allah. Bibir mereka tak henti berdzikir sampai tertidur. Kecintaan mereka kepada Allah sudah menyatu dengan diri mereka. Inilah hakikat beriman yang sesungguhnya.

Setelah mengetahui level keimanan tadi, pasti kita akan tahu sudah ada di manakah level keimanan kita? Semoga Allah selalu memberikan kita waktu dan kesempatan untuk terus berbuat baik dan berusaha untuk meningkatkan level keimanan kita ya, sahabat muslim.

Nah, sekarang balik lagi ke pembahasan inti kita.Bagaimana cara kita mensyiarkan Islam melalui media seni?.

Hadirnya agama dalam kehidupan umat manusia menjamin kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Agama Islam menjamin kebahagiaan itu dan hadirnya Islam membawa hidup umat manusia menjadi semakin terarah menuju jalan kebahagiaan yang haqiqi. Ilmu lain yang ada di dunia ini juga turut mewarnai kehidupan manusia, seperti seni yang membuat hidup menusia menjadi indah serta pengetahuan yang membuat hidup menjadi lebih mudah.

Ilmu-ilmu lain yang hadir juga turut serta mengembangkan Agama Islam, salah satunya seni. Menurut Ki Hajar Dewantara Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia. Seni juga dapat mendukung perkembangan Agama Islam di Nusantara seperti lewat jalur perwayangan.
Ada berbagai macama jenis seni, yaitu:
1. Seni musik/seni suara
2. Seni Tari
3. Seni Rupa
4. Seni Drama Islam


Islam adalah agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan, sesama manusia dan alam, berdasarkan al-qur'an dan As-sunnah disamping ijtihad. Di dalam agama kita terdapat berbagai dalil yang berhubungan dengan seni, seperti:

(1) Allah melaknat seniman naturalisme:"la'ana.. Almus} awwir(Allah melaknat -pematung/naturalis- H.R al-bukhari dari ibnu juh} aifah)
(2) malaikat menjauh dari rumah yang didalamnya ada patung naturalis.
(Barang siapa yang membuat patung naturalis didunia,ia dituntut untuk meniupkan roh didalamnya besok dihari kiamat)
(3) membuat patung
(4) siksaan pada no. 3 diatas amat pedih
انمناشوالناسعذبايومالقيامةالذينيسعوناوقيليضاهونبخلقاللّه.
Sesungguhnya di antara yang amat berat siksanya adalah orang yang memahat menyerupai ciptaan Allah H. R. al-bukhari dan muslim). 

Sekarang ini hal-hal seperti yang berkaitan dengan seni memang banyak pro dan kontranya. Mungkin kita pernah mendengar bahwa Islam melarang kita membuat gambar seperti gambar manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya kecuali tumbuhan. Karena hal itu terkadang membuat kita ragu. Padahal sekarang ini banyak sekali orang-orang yang mensyiarkan Islam melalui gambar, contohnya komik-komik yang bertemakan Islam.Hal seperti itu justru memberikan pembaruan bagi kita untuk menyebarkan Islam dan dirasa cukup positif. Lalu, bagaimana kita menyikapi dalil-dalil tersebut?.

Sahabat muslim, hal ini sebetulnya berkaitan dengan teks dan konteks. Dulu, Allah menurunkan ayat yang melarang manusia untuk membuat patung, menggambar makhluk hidup, itu dikarenakan orang-orang pada masa itu suka menyembah patung dan gambar-gambar. Maka dari itu turunlah ayat yang melarang manusia untuk membuat patung dan gambar. Kalau dilihat ke masa sekarang, tentu sudah tidak ada lagi hal-hal seperti itu, maka itulah bisa dikatakan bahwa konteksnya sudah berubah. Karena sekarang orang membuat patung dan menggambar bukan untuk disembah. Jadi, bolehlah jika kita menggunakan media-media tersebut untuk berdakwah. Asalkan tidak menyalahi aturan agama.

Sekarang media seni memang sudah banyak digunakan untuk berdakwah.Seperti seni rupa yang menghasilkan kaligrafi-kaligrafi indah. Seni musik yang menghasilkan lagu-lagu bernuansa religi yang lebih meresap ke dalam hati dan mudah untuk diingat. Seni tari contohnya seperti tarian sufi yang menggambarkan seseorang yang mengingat kematian. Hal itu digambarkan dengan penggunaan topi panjang yang berarti nisan, kain putih berarti kafan, dan bagaimana caranya menari dengan cara berputar-putar melawan arah jaruh jam. Itu semua memiliki maknanya tersendiri yang pada akhirnya mengingatkan kita akan kematian. 

Nah, di sini sudahlah kita tahu banyak sekali yang bisa kita manfaatkan dari media seni ini untuk mensyiarkan Islam. Tinggal bagaimana kita berkreatifitas dalam memanfaatkan media seni tersebut.

Bisa kita simpulkan bahwa Agama membuat hidup manusia menjadi terarah, Ilmu/Science membuat hidup manusia menjadi mudah , dan Seni membuat hidup manusia menjadi indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar