أهلا وسهلا

أهلا وسهلا

Minggu, 18 Maret 2018

KARYA-KU: GST Jilid 1

Akhowat Kece, Kudu GST!
Jilid I
Hafsha Hurat ( Ketua Putri / Mas'ulah FSI-KU 2018)
Syawal/5/1347H

بسم اللّه الرحمن الرحيم

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An Nuur : 31)

Saudariku Akhwatifillah rahimakumullah di kampus tarbiyah, Universitas Negeri Jakarta. Mungkin antunna sudahlah mengenal GST (Gerakan Setengah Tujuh) sedari awal menginjakkan kaki di kampus tercinta ini. Satu dari 10 budaya muslim di UNJ yang sangat istimewa. Kenapa istimewa? karena budaya ini diperuntukkan untukku, untukmu dan untuknya *tsaaah (khusus akhowat yang ikhwan jangan baper) . Ya, setelah lewat pukul 18.30, akhwat kece, harus bergegas pulang.
Saudariku di jalan Allah, tempo lalu ketika saya membuka roomchat di salah satu grup, ada yang mengirim pesan broadcast dari seorang saudari kita, isinya kurang lebih beliau menceritakan pengalamannya, mendapatkan perlakuan yang kurang baik bahkan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang oknum kepadanya, hari itu beranjak malam dan kampus sudah sepi. Sebulan sebelumnya, seorang sahabat bercerita kepada saya, beliau sampai di rumah pukul 01.00 WIB karena pulang larut malam dari kampus.

Di luar kepentingan-kepentingan yang mendesak, apakah tujuan kita sebagai seorang perempuan muslim yang hakikatnya berdiam diri di rumah? Bukan tidak boleh, tapi sekali lagi apakah tujuan kita benar-benar penting? Ukhti fillah, tidakkah kita malu dengan kodrat sebagai seorang muslimah, yang telah Allah rajut sedemikian rupawan sebagai pakaian kita? Sesungguhnya dunia ini seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.” (HR. Ahmad)
Maka bila menjaga perhiasan merefleksikan keindahan dan kewibawaan seorang wanita, mengapa tak kita terapkan saja pulang awal waktu apabila urusan di kampus sudah selesai? Mengapa tak kita budayakan saja GST agar hati menjadi tentram. Alasannya berbagai macam, ada yang ngotot mengerjakan tugas kuliah, ada yang nyinyir dengan alasan organisasi, ada yang bahkan sama sekali tak mengindahkan, seolah-olah dialah yang paling mengerti apa yang akan terjadi 5 detik kemudian. Yang lebih parah, ada yang sengaja pulang larut malam karena di kampus ada cowok 'incerannya' Naudzubillah. Untuk keperluan yang manakah, ukhti ? atas dasar yang mana ? jikalau memang satu-satunya alasan adalah untuk berdakwah, dakwah yang mana duhai shalihah? dakwah yang seperti apa yang memaksamu pulang larut malam?

Yang paling miris adalah ketika saya menyaksikan seorang ikhwan terang-terangan mengolok-olok teman akhwatnya yang mulai menerapkan budaya ini demi menjaga kehormatannya, dan menghindari hal-hal yang yang tidak diinginkan. Semata-mata Lillah, karena Allah. Katanya "lebay" "sok imut" "kuper" dan berbagai julukan lain yang subhanallah menyakiti hati, tanpa merasa bersalah sedikitpun dan seolah lepas tangan bahwa budaya ini seratus persen diperuntukkan untuk akhwat saja, tanpa ada campur tangan laki-laki di dalamnya, *ini sih gak tau malu. Padahal di sini ikhwan turut andil dalam mengingatkan saudarinya agar lekas enyah dari kampus. Apalagi biasanya ikhwan punya posisi penting di kampus. Tapi, jangan malah disalah artikan, sekali lagi ingatkan sebagai himbauan, bukan dalam bentuk perhatian!

Lalu, pentingnya GST apaan?

Hello, Girlsss! bukan tanpa alasan budaya ini diciptakan *yahay selain melindungi diri dari fitnah di luaran, GST tentu memberikan ruang selebar-lebarnya untuk kita belajar menghargai waktu, dengan pulang tepat waktu, tak ada judul tugas yang terbengkalai, atau cucian gue numpuk (buat anak kostan), atau edisi ditelponin orang rumah dan segala macam. Pun sebagai seorang muslimah yang tak lain dan tak bukan adalah 'calon Ibu' , GST memberikan kita gambaran tentang pengelolaan waktu. Bagaimana tidak, jika dari sekarang kita mampu mengatur masalah rumah tangga, semisal nyuci, njemur, nggosok baju, masak, dan lain-lain, akan mudah ketika nantinya kita terjun langsung ke lapangan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam ditanya : ’ Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab:
(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, menaati (suami)-nya jika ia memerintahnya dan ia tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya.“ (HR. Ahmad, al Hakim, an Nasa’i dan ath Thobrani dan di Shohihkan oleh al Albani)

Wanita mana yang tidak ingin demikian, yang dengannya syurga akan diraih bersama. Jadi, buat kamu akhowat kece, yang istimewa. Yuk sama-sama saling mengingatkan agar selalu membudayakan GST. Karena apa? Karena Kita Istimewa. Jika engkau tidak takut akibatnya di malam hari dan tidak juga malu, lakukan semaumu. Ketahuilah demi Allah tiada kebaikan dalam hidup. Begitu juga dalam dunia, ketika telah lenyap rasa malu. Seseorang akan hidup dengan kebaikan selama ia merasa malu. Dan sisa kayu tergantung sisa kulit pohonnya

(senandung Raudhah Al-'Uqala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar