Oleh: Heri Samtani
Di kepalamu
mengendap mimpi-mimpi jahanam
tiap kali
kutatap bola matamu yang legam
seakan
Hitler, Bonaparte, dan Lenin
bersemayam
di dalamnya
kau lepas
pelor-pelor berderik
pada lautan
manusia yang tak sepihak, tak sejalan
kau tanam genderang perang
memanen
ribuan nyawa
menghabisi
pasukan muslim
sampai ke
akar yang paling tanah
kami
berdarah, bersimbah
raga
terkoyak, jiwa tersentak
kami mati,
kau terbahak
duka kami
tak pernah sampai pada batasnya
seperti
kejahatanmu yang abadi
selama
Islam masih ada di muka bumi
musim terus
berputar
cerita
perang kian bergetar
tangis kami
bergema
menempel di
tiang-tiang Mesjid
dan
perbatasan negara
tapi tak
pernah sampai di surat kabar Amerika
kami
bersimpuh pada sajadah usang
jika tak
mati hari ini, mungkin besok,
atau boleh
jadi lusa
asalkan
mati dalam pelukan Illahi
maka, merah
gelaplah warna Sungai Nil
lantas,
sudah puaskah kau tebar iblis tak bertanduk?
yang
merobek negeri ini
tunggu
sampai kami bersatu dalamnaungan Allah
maka dunia
tak lagi punya New York
September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar