أهلا وسهلا

أهلا وسهلا

Minggu, 18 Maret 2018

KARYA-KU: GST Jilid 3

Akhowat Kece Kudu GST !
Jilid III
29 Muharram, 1438

🌼TEGASLAH PADA DIRIMU🌼


Bismillahirrahmanirrahim..

Disebutkan dalam kitab “Umar bin Al-Khaththab Al-Watsiqah Al-Khalidah lid-Din Al-Khalid”, Abdul Karim Al-Khathib. Bahwa Khalifah Umar berkhutbah di hadapan manusia untuk pertama kalinya sejak mendapat amanah sebagai khalifah, “Aku mendapatkan kabar bahwa sebagian orang takut akan ketegasanku dan takut terhadap kekerasanku.” Mereka mengatakan, “Umar bersikap keras ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam masih berada di tengah-tengah kita. Kemudian dia bersikap keras ketika Abu Bakar menjadi pemimpin kita; lalu bagaimana halnya jika dia menjadi pemimpin?” Siapa yang mengatakan demikian, maka ia berkata benar. Sesungguhnya aku bersama Rasulullah sebagai pembantu dan pelayan beliau, dan beliau adalah orang yang sifatnya lembut dan kasih sayang. Allah telah memberinya nama demikian, dan memberikan kepadanya dua nama dari nama-nama-Nya, Ra’uf Rahim (yang belas kasih dan penyayang). Sedangkan aku adalah pedang yang terhunus, hingga beliau menyarungkan aku atau membiarkanku. Aku terus seperti itu hingga Rasulullah wafat dalam keadaan beliau ridha kepadaku, alhamdulillah. Dan aku sangat berbahagia dengan hal itu.

Kemudian Abu Bakar memimpin urusan kaum muslimin, dan dia adalah orang yang tidak kalian pungkiri kemurahan dan kelembutannya. Aku sebagai pembantunya dan pembelanya, aku campurkan kekerasanku pada kelembutannya. Aku adalah pedang yang terhunus hingga dia menyarungkanku atau membiarkanku, dan aku terus seperti itu. Aku tetap demikian bersamanya hingga dia wafat dalam keadaan ridha kepadaku, dan aku sangat bahagia dengan hal itu. Kemudian aku memimpin urusan kalian, wahai manusia, dan ketahuilah bahwa kekerasan ini bisa jadi semakin berlipat, tetapi itu hanyalah berlaku atas kezhaliman dan bagi yang melampui batas terhadap kaum muslimin.

Adapun terhadap orang yang lurus, menjaga agama dan keutamaan, maka aku berusaha lebih lembut kepada mereka daripada sebagian mereka atas sebagian yang lain. Aku tidak membiarkan seseorang menzhalimi selainnya atau melampui batas terhadapnya, hingga aku meletakkan pipinya di atas tanah dan aku meletakkan telapak kakiku di atas pipinya yang lain hingga ia tunduk kepada kebenaran…”

Maasya Allah. Dari petikan khutbah Umar tersebut dapat kita tarik benang merah, bahwa ada dua hal yang diperlukan seseorang dalam memimpin, pertama cinta dan yang kedua adalah keberanian. Dan ketahuilah saudariku, bahwa setiap kita adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.

Cinta kepada Rabb semesta dan apa saja yang menambah kecintaan kita kepada-Nya, serta keberanian meninggalkan hal-hal yang menjauhkan diri kepada Allah azza wajalla.

Dalam napak tilas Rasulullah, sebuah momentum penting menjadi pilar-pilar keberanian yang seyogyanya pun kita jadikan contoh sebagai pemuda islam yang berani (katanya)

" Zamiluni, Zamiluni !" begitu ucap Rasulullah pada Khadijah Binti Khuwailid, setelah beliau didatangi Jibril ketika wahyu pertama. Saat itu bukan hanya rasa dingin dan menggigil yang dirasa, namun juga rasa takut Rasulullah yang mendera. Sebagai manusia, tentu saja ketakutan itu wajar dirasakan.

Tapi ketakutan itu tak bertengger lama, sebab kasih Allah yang mengantar Rasulullah dengan wahyu-wahyu berikutnya.

" Hai orang yang berselimut, bangunlah.......," (QS. Al-Muzzammil : 73)

Maka selimut pun beliau tanggalkan bersama rasa takut semalam, sebab risalah harus ditegakkan!

Akhwati fillah.. ada satu yang ingin saya sampaikan ketika membaca kisah tersebut, bahwa keberanian dan ketegasan seperti demikian lah yang harusnya kita terapkan, keberanian yang membuatnya (Rasulullah) diikuti dan dicintai. Berani menjadi tameng peradaban islam, dan tegas pada pendirian dalam menegakkan panji-panji islam. Takut karena Allah dan berani karena Allah.

Maka bagaimana ketegasan dan keberanian itu dapat kita terapkan, sebab kita seorang akhwat?

Saudariku di jalan Allah.. sebagai manusia biasa, kita tak mungkin menerima wahyu seperti halnya Rasulullah S.A.W. karena Rasulullah adalah nabi terakhir dan Al-Qur'an adalah wahyu paling akhir yang tiada kitab lain setelahnya. Yang perlu kita lakukan hanyalah tegas kepada diri sendiri. Tegas dalam berperangai, tegas menentukan sikap, dan tegas dalam menjaga amanah Allah!

Well, apa kaitannya dengan Ge eS Te?

Mari kita renungkan sejenak, ukhti ! dengan berbagai macam dalih, tak bisa kita pungkiri banyak kepentingan yang harus kita penuhi sebagai seorang akademisi yang sana-sini nyari materi, juga sebagai aktivis kampus yang sibuk lari-lari kesana-kemari, terkadang timbul perasaan galau gundah gulana (yuh) jikalau kita TAKUT menolak ajakan ngerjain tugas di kampus atau menolak ajakan rapat sampai lewat waktu maghrib, alasannya macem-macem. Mulai dari deadline, dateline, sampai date line. Okey, mari kita kroscekk alasan-alasan tersebut satu per satu;

1. Pertama alasan (deadline) : Alasan ini biasanya dilontarkan karena tugas yang banyak banget dan harus segera dirampungkan. Sebenernya nggak deadline deadline amat, hanya saja kita sering takabur dengan waktu sehingga tak jarang tugas jadi ditunda-tunda. Astaghfirullahaladzim (curcol)

2. Kedua alasan (dateline) : Beda-beda tipis sama alasan pertama, bedanya tugas ini memang diberikan pada hari itu dan harus dikumpul besoknya, padahal kita bisa saja cari alternatif lain, dan kita tidak harus memaksakan diri pulang larut malam

3. Ketiga alasan (date line) : Alasan ini yang harus dipertanyakan dan dipertanggungjawabkan dunia akhirat!! *loh? Yup! ini alasan tak masuk akal, ngerjain tugas atau rapat karena ada ikhwan demenannya di situ, sehingga betah lama-lama di kampus sampai larut malam. (Naudzubillahimindzalik) si virus merah jambu ini memang mesti diberantas pakai B*YG*N !

So, ukhti sudah jelaskah bahwa alasan kita diatas semata-mata karena ke'lemah'an kita? lemah dalam menjaga amanah Allah, lemah dalam menentukan sikap, lemah dalam hal prioritas, dan lemah dalam iman, inilah yang paling bahaya. Sebab kekhilafan dan kefuturan bisa datang kapan saja apabila tak kita jaga dengan baik iman itu, apabila tak kita rawat dengan seksama iman itu.

Maka mulailah berpikir lebih cerdas, bertutur lebih bijak, bertindak lebih tegas, dan beriman lebih teguh. Sebab kecerdasan dan kebijaksanaan itulah yang membuat kita paham betul mengapa seorang akhwat 'harus banget' GST. Serta ketegasan pada diri sendiri lah yang juga akan mengantarkan kita pada keimanan yang hakiki.

Pada Jumat terakhir di bulan Sya'ban Rasulullah menangis setelah menjawab tanya Sayyidina Ali perihal ibadah apa yang terbaik pada bulan Ramadhan.

" Mengapa engkau menangis ya, Rasulullah? "

Lalu Rasulullah menjawab sambil tersengal menahan isak tak tertahan

" Aku menangisimu ya, Ali.. Aku menangisi musibah yang menimpamu di bulan Ramadhan. Aku seperti melihatmu sedang shalat, tapi tetiba seorang laki-laki terkutuk mengayunkan pedangnya padamu. Lalu janggutmu memerah karena darah yaa, Ali.."

Tangis Rasulullah semakin isak atas kabar yang disampaikan Jibril kepadanya.

" Ya Rasulullah, apakah peristiwa itu terjadi saat aku masih memegang teguh agamaku? " tanya Sayyidina Ali

" Ya, betul kau masih teguh memegang agamamu." Lalu tersenyumlah Sayyidina Ali.

Bila memang keberanian yang baik akan menemukan jalan-jalan kebaikan, dan membangun sebuah perbaikan,

Maka jadilah Akhwat paling berani ! Jadilah Akhwat paling tangguh !

SALAM GST 👋

Tag Akhwat Kece yang lain 💐

#YukGST
#GerakanSetengahTujuh
#DelapanBelasTigaPuluh
#AkhowatKeceKuduGST
#AkhwatTangguhKuduGST
#TegaslahPadaDirimu


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar